Selasa, 25 November 2014

Makalah KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

Makalah
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA 1
Dosen Pengampu Setyo Eko Atmodjo,M.Pd.


Oleh
1. Roni Panji Utomo        (12144600053)
2. Siti Siswanti        (12144600056)
3. Ningtyas Hadiastuti    (12144600072)
Kelas A2-12

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga,penulis dapat menyusun makalah IPA 1 yang bertema ” Keanekaragaman Makhluk Hidup ” dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah IPA 1  yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas yang menjadi kesepakatan dalam kontrak perkuliahan. Dengan demikian penulis berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami materi IPA 1 mengenai Keanekaragaman Makhluk Hidup, sehingga baik penulis maupun pembaca lainnya dapat mengetahui dan memahami dengan baik dan benar  macam-macam Keanekaragaman Makhluk hidup yang meliputi : sel, gen, dan ekosistem. Dapat pula memahami tentang klasifikasi, karakteristik serta tingkatan organisasi kehidupan makhluk hidup tersebut.
.Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.


Yogyakarta, 19 November  2013


Penyusun



BAB II
PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

A.    Keanekaragaman Bentuk Kehidupan
Keanekaragaman makhluk hidup tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetis dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga  keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman makhluk hidup.
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem.

1.     Keanekaragaman jenis
Manusia dalam mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati dan juga mungkin tingkah laku, penampilannya, makanannya dan cara perkembangbiakannya, habitatnya serta  interaksinya dengan makhluk lain.
Pada tumbuhan yang dapat diamati misalnya tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya, bunganya, serangga yang mengunjunginya serta burung yang bersarang di dalamnya.
Keanakaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (interspesies) dalam satu marga. Keanekaragaman jenis lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. perbedaan antarspesies makhluk hidup dalamsatu marga atau genus lebih mencolok shingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antarindividu dalam satu spesies. Misalnya nangka, keluwih, dan sukun ketiganya termasuk dalam genus yang sama, yaitu Arthocarpus.

2.     Keanekaragaman genetis/gen/genetika
Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup. Gen adalah substansi terkecil/unit dasr yang membawa faktor keturunan. Gen terdapat di dalam kromosom yang tersusun atas molekul rantai dobel heliks yang disebut DNA. DNA berperan menyampaikan informasi genetik kepada keturunannya, serta mengatur proses perkembangan dan metabolisme. Setiap makkluk hidup memiliki jenis dan jumlah gen yang berbeda-beda. Bakteri memiliki 1.000 gen, jamur 10.000gen, dan marmot 100.000 gen. jumlah gen terbesar dimiliki oleh tumbuhan berbunga, yaitu mencapai lebih dari 400.000 gen. Struktur DNA. Setiap populasi mempunyai sifat genetik tertentu. Individu-individu sejenis ini mempunyai kerangka dasar komponen genetis yang sama (kromosomnya sama tetapi memiliki komponen faktor keturunan yang berbeda).

Misal :     rasa manis dan asam pada mangga,warna kuning, merah dan putih pada biji jagung
Keanekaragaman gen menentukan keanekaragaman jenis individu, meski jenisnya sama tetapi memiliki gen yang tidak sama bila dibandingkan dengan individu lain dalam kelompok tersebut.
3.    Keanekaragaman ekosistem
Ekosistem adalah komunitas organic yang terdiri atas tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme bersama lingkungan fisik dan kimia tempat hidup atau habitatnya. Antara komunitas organik, habitat, serta factor-faktor fisik dan kimia dalam suatu ekosistem selalu berinteraksi. Factor fisik meliputi iklim, air, tanah, udara, cahaya, suhu, dan kelembapan. Factor kimia meliputi tingkat keasaman, kandungan mineral, dan salinitas. Factor fisik dan kimia disbut komponen abiotik.

Komponen organik yang terdiri atas hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme disebut komponen biotik. Sebagai suatu system, komponen ekosistem (biotik dan abiotik) merupakan suatu kesatuan yang di dalamnya terjadi proses pengambilan dan perpindahan energi (energika), daur materi, dan produktivitas. Contoh keanekaragaman ekosistem antara lain ekosistem pantai, ekosistem sawah, ekosistem terumbu karang, dan ekosistem hutan.

a. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Di daerah ini dihuni oleh ganggang, anemon laut, remis, kerang, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memilki akar napas.

b. Ekosistem sawah
Merupakan ekosistem buatan yang terdapat di daerah pertanian, biasanya ditanami dengan satu jenis tanaman misalnya padi, kadelai, atau jagungsehingga keanekaragamannya rendah.

c. Ekosistem terumbu karang
Pada ekosistem terumbu karang terdapat berbagai jenis ikan, ganggang, dan hewan invertebrate dan hanya dapat tumbuh di dasar perairan yang jernih. Terumbu karang terbentuk dari kerangka hewan Coelenterata.
d. Ekosistem hutan
Ekosistem hutan memiliki cirri ditumbuhi berbagai jenis pohon besar dan kecil termasuk tumbuhan paku dan anggrek. Hewan pada hutan antara lain berbagai jenis serangga, burung, monyet, orang utan, kambing dan harimau.

B. Karakteristik Makhluk hidup
  Makhluk hidup memiliki karakteristik umum:
1.    Organisasi.
Makhluk hidup menunjukkan tingkat organisasi yang besar, organisme multiseluler dapat dibagi menjadi sel-sel dan sel-sel dibagi menjadi organela-organela selanjutnya organela dibagi menjadi molekul-molekul.
2.    Homeostatis.
     Homeostasis adalah keadaan pemeliharaan lingkungan internal dalam keadaan tetap (dinamik) yaitu suhu, pH, konsentrasi air dan sebagainya. Kebanyakan metabolisme energi tubuh bertujuan menjaga batas homeostatis. Jika kita sakit dalam waktu yang lama, peningkatan suhu akan merusak organ dan merusak fungsi fisiologis tubuh. Homeostatis dijaga agar fungsi-fungsi fisiologis dan metabolisme dapat berjalan dengan baik.
3.    Adaptasi.
Makhluk hidup berusaha untuk dapat bertahan hidup. Charles Darwin dalam teori evolusinya menyatakan makhluk hidup berupaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya untuk tetap hidup.
4.    Reproduksi dan Hereditas.
     Semua sel berasal dari sel-sel sebelumnya. Adanya sel-sel baru dengan cara reproduksi. Reproduksi dapat dibagi menjadi dua yaitu aseksual (tanpa rekombinasi materi genetik) dan seksual (terjadi rekombinasi materi genetik).
5.     Pertumbuhan dan Perkembangan.
Sejak sel tunggal bertumbuh, ketika sel terbentuk melalui pembelahan, sel-sel itu berukuran kecil dan akan bertumbuh dan berkembang mencapai tahap kematangan sel. Organisasi multiseluler melewati proses yang rumit mencakup proses diferensiasi dan organogenesis (karena memiliki banyak sel yang berkembang).
6.    Perolehan energi dan pelepasan.
Sumber energi untuk tetap bertahan hidup adalah memperoleh energi (melalui cahaya matahari, komponen inorganik atau organisme lain) dan melepaskan energi yang didapat untuk proses pembentukan ATP (adenosine triphosphate) sebagai energi untuk aktivitas seluler.
7.     Deteksi dan Respons. Untuk menimbulkan stimulus (eksternal dan internal).
8.    Interaksi.
Makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya sebaik mungkin. Organisme mendapatkan materi dan energi dari lingkungan atau dari organisme lain. Terdapat banyak tipe-tipe simbiosis (interaksi organisme dengan organisme lain).
C.    Tingkatan Organisasi Kehidupan

1.    Biosfer adalah keseluruhan makhluk hidup dan lingkungannya.
2.    Ekosistem adalah interaksi antara kelompok kecil organisme satu dengan lainnya dan dengan lingkungan hidupnya.
3.    Komunitas adalah hubungan antara kelompok species yang berbeda.
4.    Populasi adalah kelompok individu sejenis yang ada pada area geografis terbatas.
5.    Species adalah kelompok individu sejenis yang dapat melakukan perkawinan secara fertil.
6.    Individu adalah satu atau lebih sel ditandai oleh susunan DNA yang spesifik.
7.    Sistem organ ada pada organisme multiseluler. Kelompok sel, jaringan dan organ yang bekerja pada fungsi yang spesifik.
8.    Organ (pada organisme multiseluler). Kelompok sel-sel atau jaringan yang membentuk satu fungsi bagi tubuh.
9.    Jaringan (pada organisme multiseluler). Kelompok sel yang menunjukkan fungsi spesifik.
10.    Sel adalah unit dasar semua makhluk hidup. Setiap sel memiliki materi genetik (DNA dan RNA), membutuhkan energi kimia dan sebagainya.
11.    Organela adalah subunit dari sel. Organela memiliki fungsi spesifik dalam sel sebagai suatu sistem.
12.    Molekul, atom dan partikel subatomik merupakan tingkat dasar fungsional dalam biokimia.

D.    Klasifikasi Makhluk Hidup
Ilmuwan mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya.
Dalam tatanama makhluk hidup telah disepakati penggunaan sederet takson yang disusun dari yang beranggota besar (sedikit persamaan ciri) ke yang beranggotakan kecil (banyak persamaan ciri). Untuk setiap katagori atau tingkat takson diberi nama tertentu, yaitu :
- dunia                     : regnum/ kingdom/ kerajaan
- devisi/ filum          : devisio/ phyllum
- kelas                      : classis
- bangsa                   : ordo
- suku/ famili           : famillia
- marga                    : genus
- jenis                      : species
Para ahli dulu membagi makhluk hidup menjadi 2 dunia, yaitu  dunia tumbuhan dan dunia hewan. Sekarang ilmuwan membagi makhluk hidup menjadi 5 dunia, yaitu dunia monera, protista, fungi, plantae (tumbuhan) dan animalia.
1.   Monera
Ciri-ciri monera adalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), seperti asam inti, sitoplasma, dan membran sel, dan memiliki reproduksi secara aseksual.
Contoh : bacteri dan algae biru
2.   Protista
Makhluk hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah memiliki membran inti (selnya bersifat eukariot). Bukan merupakan hewan ataupun tumbuhan, tetapi hanya mempunyai sifat yang menyerupai hewan, menyerupai tumbuhan, ataupun menyerupai jamur. Biasanya ditemukan di dalam air, dapat berupa plankton yang melayang-Iayang di dalam air atau melekat di dasar sungai, laut, atau danau
Jenis Protista ada 3 yaitu :
a.    Protista Menyerupai Tumbuhan (Ganggang atau Algae)
Protista dikatakan menyerupai tumbuhan karena bersifat autotrof, memiliki kiorofil, dan dengan bantuan cahaya matahari mampu melakukan fotosintesis.
•    Filum Euglenaphyta
Euglenophyta merupakan ganggang bersel satu. Euglena biasa hidup di air tawar, misalnya, air kolam, sawah, sungai, atau pant.
•    Filum Ganggang Hijau (Chiorophyta)
•     Ganggang yang mengandung kiorofil dan karotin berwarna kuning sehingga warnanya menjadi hijau kekuningan.
•     Hidup di air tawar, seperti air kolam, air danau, ataupUi air sungai.
•    Filum Ganggang Pirang atau Keemasan (Chrysophyta)
•     Ada yang berwarna kuning kecokelatan, hijau kekuningan, dan kuning keemasan (diatom).
•     Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk zoospora.
•    Secara seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot.

•    Filum Ganggang Merah (Rhodophyta)
•    Merupakan makhluk hidup bersel banyak.
Berwarna merah tua karena selamn mengandung kiorotil, juga mengandung zat warna merah (fikoetirium).
•    Hidup di laut, memiliki bentuk seperti rumput maka sering disebut rumput laut (sea weed) dan bersel banyak (berbentuk seperti lembaran).
•    Berkembang biak secara seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot.
•    Filum Ganggang Api (Pyrrhophyta)
•    Sering disebut dengan Dinoflagelata.
•    Sebagian besar hidup di laut dan ada juga yang hidup di air tawar dan berkembang biak dengan cara membelah diri.

b.    Protista Menyerupai Hewan (Protozoa)
     Merupakan makhluk hidup yang menyerupai hewan. Protozoa hidup di air tawar (selokan, panrit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman jerami, dan di dalam tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jhasad yang mati. Dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual, secara aseksual dilakukan dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi.

Macam-macam Protista yang menyerupai Hewan
a.    Rhizopoda atau Sarcodina (Berkaki Semu)
  • Rhizopoda adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia).
  • Salah satu contoh RhlzopOda adalah Amoeba sp
  • Bentuk tubuh Amoeba dapat berubah-Ubah, Bersel satu dan hidup bebas di tempat-tempat yang becek, berair, dan mengandung makanan.
  • Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan.
  • Amoeba dapat berkembang biak dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap mitosis.
b.    Kelompok Flagellata atau Mastigophora (Bercambuk)
  • Adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa bulu cambuk (flagela).
  • Flagellata dapat hidup bebas di dalam air atau sebagai parasit pada makhluk hidup lain.
c.     Kelompok Ciliata (Berambut Getar)
  • Adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia).
  • Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel.
  • Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air.

Paramaecium caudatum
  • Adalah Ciliata yang hidup bebas.
  • Bentuk selnya seperti sandal, ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel.
  • Dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri menjadi dua anak sel (pembelahan biner) dan secara seksual dengan konjugasi.

d.     Kelompok Sporozoa (Penghasil Spora)
•    Tidak memiliki alat gerak.
•    Hidup sebagai parasit pada makhluk hidup lain.
•    Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam sporozoa adalah plasmodium malariae dan plasmocilum vivax.
•    Plasmodium berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan spora terjadi di dalam tubuh manusia dan berkembang biak secara seksual dengan pembentukan garnet.

c.    Protista Menyerupai Jamur
Protista yang menyerupai jamur ini mempunyai struktur- tubuh dan cara reproduksi yang tidak sama dengan kelompok Fungi.
1.    Filum Jamur Air (Oomycota)
•    Dinding sel berupa selulosa.
•    Mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-benang hifa yang tidak bersekat.
•    Berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan zoospora. Zoospora ini dilengkapi dengan alat berenang berupa dua buah flagel.
2.    Filum Jamur Lendir (Mycomycota)
•    Bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium) yang merupakan massa protoplasma tidak berdinding.
•    Berinti banyak, bersel satu atau bersel banyak.
•    Struktur tubuh vegetatif menyerupai amoeba, berbentuk seperti lendir (plasmodium), tetapi cara berkembang biaknya menyerupai fungi.
•    Berkembang biak secara aseksual dan seksual. Pencernaan makanan yang dilakukan pada fase vegetatif (aseksual) dilakukan menyerupai amoeba.
•    Biasa hidup di hutan-hutan basah, tanah lembap, batang kayu yang membusuk, kayu lapuk, atau sampah basah.
3.    Acrasiomycota (Jamur Lendir Bersekat)
•    Dinamakan juga jamur lendir bersekat.
•    Pada saat plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu tetap terpisah dan saat bergabung membentuk pseudoplasmodium.

4.    Myxomycota (Jamur Lendir Tidak Bersekat)
•    Merupakan jamur lendir yang tidak bersekat Berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat bergerak bebas.
•    Berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif.
•    Fase vegetatif Plasmodiurn bergerak arnoeboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik.
•    Jika telah dewasa, Plasmodium membentuk sporangium (kotak spora). Sporangium yang masakakan pecah dan spora tersebar dengan bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel garnet yang bersifat haploid, kemudian sel  garnet ini melakukan singami.
3.   Fungi (jamur)
Organisme yang tubuhnya terbentuk dari benang-benang hifa.
Ciri-cirinya adalah eukariot, memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil, uniseluler atau multiseluler, hidup heterotrof (saprofit, parasit,  dan mutual).
Fungi hidup di tempat-tempat lembap, air laut, air tawar, di tempat yang asam dan bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak. Reproduksi secara aseksual menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan, secara seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Berikut ini yang termasuk ke dalam fungi.

Macam-macam Fungi :
1.  Zigomycota
a.     Mempunyai hifa yang tidak bersekat.
b.    Reproduksi secara seksual dengan zigosporangium dan secara aseksual dengan spora.
c.    Hidup sebagai saprofit pada makanan, tanah, sisa-sisa tumbuhan
atau hewan, ada juga yang hidup sebagai parasit. Contohnya, Rhizopus oryzae (untuk pembuatan tempe).
2. Ascomycota Ciri-cirinya adalah:
Uniseluler atau multiseluler (sebagian besar). Mempunyai hifa yang bersekat-sekat. Ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak. Reproduksi aseksual dengan konidia dan tunas. Sedangkan, secara seksual dengan konidiospora. Hidup sebagai saprofit pada tanah, sisa-sisa organisme, ada yang sebagai parasit pada hewan atau manusia. Contoh: Saccharo-myces cereviceae (bahan pembuat minuman beralkohol).
3. Basidiomycota Ciri-cirinya adalah:
Multiseluler. Hif a bersekat. Ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak. Umumnya hidup saprofit pada sisa-sisa organisme, ada yang parasit pada tumbuhan atau manusia. Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora, secara seksual dengan menghasilkan basidiospora. Contohnya, Volvarella volvacea (jamur merang).
4. Deuteromycota
Disebut juga jamur tak sempurna karena reproduksi seksualnya belum di ketahui. Contoh: Aspergillus wentii (pembuatan kecap, tauco).
4.   Plantae (tumbuhan)
Merupakan organisme multiselluler dan bersifat eukaryotik, dinding sel terbuat dari selulosa, mempunyai kloroplas.
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang  memiliki ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua kelom pok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
1.     Thallophyta

Thallophyta mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar, batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
a. Algae (ganggang)
Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat benang atau berkoloni, memiliki klorofil sehingga mampu melakukan  fotosintesis. Tapi, ada juga yang memiliki pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi. Sedangkan secara seksual dengan fertilisasi antara gamet jantan dan betina.    Algae dibedakan atas 4 kelompok, yaitu: Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah).
b. Bryophyta (Lumut)
Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Dalam masa hidupnya me ngalami pergiliran keturunan (metagenesis) yang menghasilkan generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit). Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
•    Hepaticeae (Lumut hati) Tumbuh secara horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan menjadi lumut hati jantan dan betina. Alat reproduksinya adalah gemma, secara seksual dengan gametofit. Contoh: Marchantia.
•    Musci  (Lumut daun) Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup ditempat-tempat basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum fimbriatun,
2    Tracheophyta
Tumbuhan ya ng memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari akar, batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air dan zat-zat mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan. Daun berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam Tracheophyta adalah:
a.    Pterydophyta
Me mpunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk serabut, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pt erydophyta telah memiliki pembuluh angkut (xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis, seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat), Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).
b.    Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga sebagai alat reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet jantan disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina disebut putik. Perkembangbiakan secara seksual dengan biji. Di dalam biji terdapat embrio/lembaga (calon tumbuhan baru).Spermatophyta dibagi menjadi dua kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:
•    Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka). Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun buah. Biji sebagai alat perkembangbiakan berbentuk k erucut yang disebut strobilus. Terdapat strobilus jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: – Cyadinae, contoh: Cycas rumphii (pakis haji). – Coniferae, contoh: Agathis alba (damar). – Gnetinae, contoh: Gnetum gnemon (melinjo). – Ginkyonae, contoh: Ginkgo biloba.
•     Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup). Angiospermae memiliki bunga sejati sebagai alat reproduksi. Bakal biji diselubungi daun buah. Bunga-bunga pada Angiospermae ada yang lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benangsari. Biji terbungkus bakal buah. Se telah terjadi pembuahan, biji berkembang sehingga mengandung kandung lembaga (embrio) dan endosperma (cadangan makanan).
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga, yaitu dikotil dan monokotil.
         
5.   Animalia (hewan)
Merupakan organisme multiseluler dan bersifat heterotop dan dapat bergerak/ berpindah tempat.
Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof, organisme yang aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu:
1.     Avertebrata
Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata terdiri dari 8 filum, yaitu:
a.    Porifera (hewan berpori) Porifera merupakan kelompok hewan multiseluler yang paling sederhana, tubuh berpori-pori, sebagian besar hidup di air laut, tapi ada juga  yang hidup di air tawar. Tubuhnya berbentuk seperti bunga pada umumnya. Contoh: Niphates digitalis, Clathrina.
b.    Coelenterata (Hewan berongga) Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding porifera.Dalam daur hidupnya mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki tentakel, pada tentakel terdapat alat penyengat. Contoh:  Chrysaora fruttescena (ubur-ubur).
c.    Coelenterata (Hewan berongga) Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding porifera.Dalam daur hidupnya mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki tentakel, pada tentakel terdapat alat penyengat. Contoh:  Chrysaora fruttescena (ubur-ubur).
d.    Nemathelminthes (Cacing gilig) Bentuk tubuh gilig/silindris, memiliki rongga tubuh tapi tidak sejati. Permukaan tubuh dilapisi kutikula, memiliki sistem pencernaan ya ng lengkap. Hidup bebas atau sebagai parasit. Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut).
e.    Annelida (Cacing gelang) Tubuh bersegmen dan bulat, sistem pencernaan sudah lengkap. Sebagian besar hidup bebas, ada yang sebagai parasit. Contoh: Lumbricus terrestris (cacing tanah).
f.    Mollusca (Hewan bertubuh lunak) Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak,tubuh di lindungi cangkang, ada pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di perairan laut, air tawar, ataupun darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).
g.    Arthropoda (Hewan berbuku-buku) Memiliki kaki beruas-ruas, tubuh dapat dibedakan antara kepala, dada, da n perut. Mempunyai rangka luar yang keras (kutikula). Hidup bebas, parasit, simbiosis. Contoh: Pardosa amenata (jenis laba-laba).
h.     Echinodermata (Hewan berkulit duri) Struktur tubuh simetri radial, seperti bintang, bulat, pipih.Permukaan tubuh umumnya berkulit duri. Bergerak menggunakan kaki ambulakral. Hidup  bebas atau di perairan laut. Contoh: Acanthaster sp (bintang laut).

2     Vertebrata
Kelompok hewan ini memiliki tulang belakang, rangka dalam, rongga tubuh, sistem pernapasan, pencernaan, peredaran darah, ekskren, saraf, alat reproduksi terdiri dari kelamin jantan dan betina.
Ver tebrata terdiri atas:
a) Pisces (ikan), contoh: ikan louhan.
b) Amphibia, contoh: katak.
c) Reptilia, contoh: komodo.
d) Aves (burung), contoh: penguin.
e) Mamalia, contoh: kera.   

E.     Sistem Klasifikasi
Terdiri dari :
a.   Sistem artifisial (buatan) 
Dasar klasifikasi yang menggunakan sifaf-sifat morfologi terutama alat reproduksi, habitat atau perawakan.
Misal : tanaman pohon, perdu, herba, semak, gulma atau liana.
b.     Sistem alam
Dasar klasifikasi yang digunakan adalah banyak sedikitnya persamaan, terutama persamaan sifat morfologi.
Misal : sapi, buaya, gajah, kuda termasuk hewan berkaki empat
         padi, gandum, jewawut termasuk tumbuhan berbulir
c.     Sistem filogenetik
Dasar klasifikasi yang digunakan adalah urutan perkembangan serta jauh dekatnya kekerabatan antar takson, selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatominya.
F.     Tatanama Binner
Tatanama binner/ dwi tatanama/ binomial  nomenklatur  adalah  pemberian nama makhluk hidup dengan menggunakan dua kata yang dilatinkan yang dipelopori oleh Carolus Linnaeus (1707 -1778).
Cara-caranya :
1. Untuk nama species (jenis) :
- nama species terdiri dari dua kata tunggal yang dilatinkan.
- kata depan menunjukkan nama marga, kata belakang menunjukkan nama spesies.
- nama marga mulai ditulis dengan huruf besar, sedang nama species dimulai dengan huruf kecil.
- nama marga dan jenis digarisbawahi secara terputus atau dicetak miring.
      contoh :   Rhinoceros sondaicus (badak jawa), Havea brasikensis  (karet)
                     Elephas indicus (gajah), Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu)
                    Felis maniculata-domestika (kucing jinak)
2.   Untuk nama famili (suku) :
Nama suku diambil dari nama marga yang bersangkutan.
- Untuk tumbuhan :
  nama marga + akhiran aceae
  contoh :- Solamum lycopersicum (tomat)
                 Solanum + aceae    fam: Solanaceae
               - Marchantia polymorpha (lumut hati)
                 Marchantia + aceae  fam: Marchantiaceae
- Untuk hewan :
  nama marga + akhiran idae
  contoh : - Felis tigris (harimau india)
                  Felis + idae , fam: Felidae (kucing)
                - Columba livea (merpati)
                  Columba + idae , fam: Columbidae
3.  Untuk nama ordo (bangsa) :
Nama ordo umumnya diambil dari nama marga yang bersangkutan.
- Untuk tumbuhan :
  nama marga + akhiran ales
  contoh : - Sphagnum fimbriatum (lumut gambut)
                  Sphagnum + ales , ordo: Sphagnales
- Untuk hewan :
  nama marga + akhiran iformis
  contoh : - Columba livea (merpati)
                  Columba + iformis, ordo: Columbiiformis 


G.  Klasifikasi  Tumbuhan
a). Devisi Algae (ganggang)
Uniseluller  atau multiseluller, hidup berkoloni, tubuh berupa lembaran (filamen).
Algae terdiri dari 4 kelas :
- Rhodophyta (alga merah)
- Phaeophyta (alga perang / coklat)
- Chlorophyta (algae hijau)
- Chrysophyta (algae keemasan)
b). Devisi Bryophyta (lumut)
Terdiri dari 2 kelas :
- Hepaticae (lumut hati)
berklorofil, daun sederhana, batang sederhana, belum ber-akar yang sebenarnya (rhizoid)    atau belum dapat dibedakan akar batang dan daun.
Contoh : Marchantia polymorpha, Marchantia geminata, Reobulia hemispherica
- Musci (lumut daun)
jelas batang dan daun tetapi akar belum sempurna (rhizoid).
Contoh : Spagnum fimbriatum, Pogonatum cirrhatum
c). Devisi Pteridophyta (tumbuhan paku)
sudah dapat dibedakan akar, batang, daun serta sudah memiliki sistem pembuluh.
Terdiri dari 4 kelas :
1.  Psiophytinae 
        contoh :  Psilotum nodum
2. Equisetinae (paku ekor kuda)
contoh :  Equisetum debile (paku ekor kuda)
3. Lycopodinae (paku kawat)
contoh : Lycopodium clavatum, Lycopodium cernuum, Selaginella willdonovii
4. Filicinae (paku sejati)
contoh : Gleichenia linearis (paku resam), Asplenium nidus (paku sarang burung)
                          Adiatum cuneatum (suplir), Platycerium bifurcatum (p. tanduk rusa)
                          Marsilea crenata (semanggi)
 d.)   Devisi Spermatophyta (tumbuhan biji)
Terdapat adanya bunga, menghasilkan biji sebagai sebagai alat perkembangbiakan, alat kelamin jantan dan betina terpisah.
Terdiri dari 2 sub devisi :
1.     Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka)
Berakar tunggang, akar batang berkambium, terjadi pembuah-an tunggal.
Terdiri dari 4 kelas :
- Pteridospermae (paku biji), sudah punah
- Cycadinae. Contoh :  Cycas rumphii (pakis haji)
- Coniferae. Contoh : Agathis alba (damar), Pinus merkusi (pinus/tusam),
                      Casuarina sp (Cemara)
- Gnetinae,  contoh :  Gnetum gnemon (melinjo)
2.     Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Memiliki bunga yang  sesungguhnya,  bakal biji tidak terlihat karena  terlindung dalam bakal buah atau putik, terjadi pembuahan ganda.
Terdiri dari 2 kelas :
-    Dicotylae (berkeping dua) :
Berbiji tertutup, berakar tunggang, bercabang banyak, daun pada batang tersebar, tulang daun menyirip atau menjari, berkambium, bagian bunga berjumlah 2,4,5 atau kelipatannya.
     Contoh :    - Manihot utilisima ( ketela pohon), Fiscus benyamina (beringin)
      Vigna sinensis (kacang panjang), Arachis hypogeae (kacang tanah),
      Tamarandus indica (asem), Tectona grandis (jati), Citrus nobilis (jeruk
       keprok), Artocarpus integra (nangka), Gossypium herbaceum (kapas),
Eugenia malacensis (jambu bol/mete), Psidium guajava (jambu biji),
Solanum tuberosum (kentang).
-     Monocotylae ( berkeping satu) :
Berakar serabut, ruas batang nyata, tulang daun sejajar atau melengkung, tidak berkambium, bagian bunga 3 atau kelipatannya.
Contoh : - Oryza sativa (padi), Curcuma domestica (kunyit),
Musa paradisiaca (pisang), Cocos nucifera (kelapa)
Zea mays (jagung), Zingiber officinale (jahe),
Alpinia galanga (laos), Colocasia esculenta (tales),
Triticum sativum (gandum), Saccharum offinarum (tebu),
Allium cepa (bawang merah)
H. Klasifikasi Hewan
Terdiri dari 10 filum :
- Filum Protozoa (hewan pertama)
- Filum Porifera (hewan berpori)
- Filum Coelenterata (hewan berongga)
- Filum Platyhelminthes (cacing pipih)
- Filum Nemathelminthes (cacing gilig)
- Filum Annelida (cacing cincin/ gelang)
- Filum Mollusca ( hewan bertubuh lunak)
- Filum Arthropoda (hewan berbuku-buku)
- Filum Echinodermata (hewan berkulit duri)
- Filum Chordata (hewan yang memiliki tali sumbu tubuh)
   Chordata terdiri dari 2 sub filum :
•      Protochordata (hewan yang memiliki notochordata), contoh : Amfioxus
         Vertebrata (hewan yang bertulang belakang)
Terdiri dari 5 kelas :

  - Pisces
  - Amphibia
  - Reptilia
  - Aves
  - Mamalia




BAB III
PENUTUP

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman Makhluk Hidup di sebut dengan keanekaragaman hayati. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman Hayati yang berbeda. Keanekaragaman Hayati ditunjukkan dengan adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman Hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi tersebut akan terbentuk kelompok-kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Keanekaragaman tersebut mempunyai karakteristik tertentu yang meliputi organisasi, homeostatis, adaptasi, Reproduksi dan Hereditas, Pertumbuhan dan Perkembangan, Perolehan energi dan pelepasan, Deteksi dan Respons, serta berinteraksi dengan makhluk lain.



DAFTAR PUSTAKA


https://www.google.com/search?q=monera&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a#q=makluk+hidup.++++Protista+&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial
http://indonesiaindonesia.com/f/95356-bab-5-protista/
http://agushome.blogspot.com/2011/01/klasifikasi-mahluk-hidup-kingdom.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0004%20Bio%201-1d.htm
http://fancybiologger.blogspot.com/p/bab-2.html
http://biologi-sman2sekampung.blogspot.com/2012/09/sistem-tata-nama-makhluk-hidup.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar