MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
DI SUSUN OLEH :
Ø
DANDI
Ø
FAHRIADI
Ø
AWAN DERMAWAN
Ø
FATMA TRIANA PUTRI
Ø
ST. AISYAH
Ø
INDAH MUDMAINNAH
Ø
LEA N DIWAI
KELAS : X TKI.3
SMK NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan di kampus
STMIK AKAKOM hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Judul
makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4 ”.Makalah ini
disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan Komputer yang
diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di
STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan
adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK AKAKOM
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT.
yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9,
khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan
komputer dewasa ini semakin
pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan
jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu
bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum
digunakan adalah IPv4. Akan tetapi
protokol telah berumur lebih
dari 20 tahun masih
terdapat beberapa kekurangan dalam menangani
jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan
fungsionalitas yang lebih dari
IPv4 seperti ruang pengalamatan
yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan
lalu lintas multimedia di
internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya
oleh para pengguna internet, kemudian
timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan
angka ini diperkirakan akan
melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet
Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar 2
32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada
alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 .menawarkan suatu
pemecahan yang lebih permanen,
yaitu sekitar 2 128 atau
40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next
generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya
secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah sukses
sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer
ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah
pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada
header, yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun
tujuan khusus yang hendak dicapai pada
makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan
IPv6 sebagai solusi dari
permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan
penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat
secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug & Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun
end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa
ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal
tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari
bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari
bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI
(Open System Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP
menjadi standar de facto yaitu standar yang diterima karena
pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP
berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam
jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet
pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan
yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan.
Bila pada waktunya komputer tujuan belum juga memberikan
acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal
dan harus diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection
oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang dikenal
dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network
Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address)
raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting /
Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4
pada dasarnya statis terhadap
host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini
hal di atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol),
tetapi hal tersebut pada
IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini
terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan
menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara
ini hampir mirip dengan cara
DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi
yang dibutuhkan antara router,server dan
host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak
perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja
dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari
network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap satu jaringan,
memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat
yang buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat
provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu
link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal
unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan
alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4
didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada
IPv6 ruang yang 8
bit pertamanya di mulai
dengan “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian blockcast address pada
IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1”, pada
IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk
komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat
diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika
ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan
mengirim paket tersebut ke
host terdekat yang memiliki Anycast address
sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini,
maka router akan memilih server
yang terdekat dan mengirimkan
paket tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban
terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika
terhadap beberapa host diberikan sebuah
alamat yang sama, maka
alamat tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘
berupa nilai hexadesimal dari
16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada
16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 :
7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat,
yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya
adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat
direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format
tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada
IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada
IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu
hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai
‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified
address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format
unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya
umumnya interface ID berjumlah
64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan
media ethernet yang memiliki 48 bit MAC
address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte
yaitu 0xFFFE di
bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua
dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan
interface ID
dalam format
IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket
ini, diupayakan agar cost atau
nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan
pada setiap paket. Sedangkan pada header
IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun
field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada
Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh
setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang
tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya
jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data.
Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi
fungsi security dan lain-lain.
Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router
hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4
dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan dan
jumlah pada alamat multicast.
IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat
baru, yaitu alamat anycast.
Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk
mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header
IPv4 telah dihilangkan atau
dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan
membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header
pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header-header IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan agar
lebih efisien dalam penerusan
paket (packet forwarding), agar
tidak terlalu ketat dalam pembatasan
panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket
atau pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu
(QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data
penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika
pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6, 128
bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan dengan
“:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil
dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack
serta Networks – Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4.
Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis
stateless dan statefull. Kemudian,
dasar migrasi perubahan
dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta
autentifikasi dan kemampuan privasi.
Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara
IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya
publik yang harus diatur dengan
hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat
besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang
sia-sia dan tidak perlu. Permohonan
address space sebaiknya didukung
dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau
alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak
guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
DI SUSUN OLEH :
Ø
DANDI
Ø
FAHRIADI
Ø
AWAN DERMAWAN
Ø
FATMA TRIANA PUTRI
Ø
ST. AISYAH
Ø
INDAH MUDMAINNAH
Ø
LEA N DIWAI
KELAS : X TKI.3
SMK NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan di kampus
STMIK AKAKOM hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Judul
makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4 ”.Makalah ini
disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan Komputer yang
diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di
STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan
adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK AKAKOM
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT.
yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9,
khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan
komputer dewasa ini semakin
pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan
jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu
bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum
digunakan adalah IPv4. Akan tetapi
protokol telah berumur lebih
dari 20 tahun masih
terdapat beberapa kekurangan dalam menangani
jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan
fungsionalitas yang lebih dari
IPv4 seperti ruang pengalamatan
yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan
lalu lintas multimedia di
internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya
oleh para pengguna internet, kemudian
timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan
angka ini diperkirakan akan
melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet
Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar 2
32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada
alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 .menawarkan suatu
pemecahan yang lebih permanen,
yaitu sekitar 2 128 atau
40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next
generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya
secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah sukses
sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer
ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah
pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada
header, yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun
tujuan khusus yang hendak dicapai pada
makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan
IPv6 sebagai solusi dari
permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan
penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat
secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug & Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun
end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa
ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal
tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari
bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari
bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI
(Open System Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP
menjadi standar de facto yaitu standar yang diterima karena
pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP
berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam
jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet
pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan
yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan.
Bila pada waktunya komputer tujuan belum juga memberikan
acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal
dan harus diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection
oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang dikenal
dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network
Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address)
raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting /
Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4
pada dasarnya statis terhadap
host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini
hal di atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol),
tetapi hal tersebut pada
IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini
terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan
menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara
ini hampir mirip dengan cara
DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi
yang dibutuhkan antara router,server dan
host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak
perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja
dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari
network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap satu jaringan,
memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat
yang buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat
provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu
link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal
unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan
alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4
didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada
IPv6 ruang yang 8
bit pertamanya di mulai
dengan “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian blockcast address pada
IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1”, pada
IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk
komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat
diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika
ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan
mengirim paket tersebut ke
host terdekat yang memiliki Anycast address
sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini,
maka router akan memilih server
yang terdekat dan mengirimkan
paket tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban
terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika
terhadap beberapa host diberikan sebuah
alamat yang sama, maka
alamat tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘
berupa nilai hexadesimal dari
16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada
16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 :
7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat,
yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya
adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat
direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format
tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada
IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada
IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu
hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai
‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified
address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format
unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya
umumnya interface ID berjumlah
64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan
media ethernet yang memiliki 48 bit MAC
address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte
yaitu 0xFFFE di
bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua
dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan
interface ID
dalam format
IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket
ini, diupayakan agar cost atau
nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan
pada setiap paket. Sedangkan pada header
IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun
field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada
Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh
setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang
tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya
jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data.
Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi
fungsi security dan lain-lain.
Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router
hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4
dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan dan
jumlah pada alamat multicast.
IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat
baru, yaitu alamat anycast.
Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk
mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header
IPv4 telah dihilangkan atau
dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan
membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header
pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header-header IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan agar
lebih efisien dalam penerusan
paket (packet forwarding), agar
tidak terlalu ketat dalam pembatasan
panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket
atau pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu
(QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data
penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika
pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6, 128
bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan dengan
“:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil
dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack
serta Networks – Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4.
Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis
stateless dan statefull. Kemudian,
dasar migrasi perubahan
dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta
autentifikasi dan kemampuan privasi.
Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara
IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya
publik yang harus diatur dengan
hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat
besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang
sia-sia dan tidak perlu. Permohonan
address space sebaiknya didukung
dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau
alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak
guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
DI SUSUN OLEH :
Ø
DANDI
Ø
FAHRIADI
Ø
AWAN DERMAWAN
Ø
FATMA TRIANA PUTRI
Ø
ST. AISYAH
Ø
INDAH MUDMAINNAH
Ø
LEA N DIWAI
KELAS : X TKI.3
SMK NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan di kampus
STMIK AKAKOM hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Judul
makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4 ”.Makalah ini
disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan Komputer yang
diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di
STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan
adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK AKAKOM
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT.
yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9,
khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan
komputer dewasa ini semakin
pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan
jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu
bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum
digunakan adalah IPv4. Akan tetapi
protokol telah berumur lebih
dari 20 tahun masih
terdapat beberapa kekurangan dalam menangani
jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan
fungsionalitas yang lebih dari
IPv4 seperti ruang pengalamatan
yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan
lalu lintas multimedia di
internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya
oleh para pengguna internet, kemudian
timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan
angka ini diperkirakan akan
melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet
Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar 2
32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada
alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 .menawarkan suatu
pemecahan yang lebih permanen,
yaitu sekitar 2 128 atau
40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next
generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya
secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah sukses
sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer
ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah
pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada
header, yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun
tujuan khusus yang hendak dicapai pada
makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan
IPv6 sebagai solusi dari
permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan
penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat
secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug & Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun
end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa
ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal
tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari
bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari
bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI
(Open System Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP
menjadi standar de facto yaitu standar yang diterima karena
pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP
berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam
jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet
pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan
yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan.
Bila pada waktunya komputer tujuan belum juga memberikan
acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal
dan harus diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection
oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang dikenal
dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network
Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address)
raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting /
Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4
pada dasarnya statis terhadap
host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini
hal di atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol),
tetapi hal tersebut pada
IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini
terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan
menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara
ini hampir mirip dengan cara
DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi
yang dibutuhkan antara router,server dan
host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak
perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja
dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari
network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap satu jaringan,
memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat
yang buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat
provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu
link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal
unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan
alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4
didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada
IPv6 ruang yang 8
bit pertamanya di mulai
dengan “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian blockcast address pada
IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1”, pada
IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk
komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat
diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika
ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan
mengirim paket tersebut ke
host terdekat yang memiliki Anycast address
sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini,
maka router akan memilih server
yang terdekat dan mengirimkan
paket tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban
terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika
terhadap beberapa host diberikan sebuah
alamat yang sama, maka
alamat tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘
berupa nilai hexadesimal dari
16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada
16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 :
7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat,
yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya
adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat
direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format
tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada
IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada
IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu
hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai
‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified
address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format
unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya
umumnya interface ID berjumlah
64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan
media ethernet yang memiliki 48 bit MAC
address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte
yaitu 0xFFFE di
bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua
dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan
interface ID
dalam format
IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket
ini, diupayakan agar cost atau
nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan
pada setiap paket. Sedangkan pada header
IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun
field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada
Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh
setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang
tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya
jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data.
Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi
fungsi security dan lain-lain.
Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router
hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4
dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan dan
jumlah pada alamat multicast.
IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat
baru, yaitu alamat anycast.
Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk
mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header
IPv4 telah dihilangkan atau
dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan
membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header
pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header-header IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan agar
lebih efisien dalam penerusan
paket (packet forwarding), agar
tidak terlalu ketat dalam pembatasan
panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket
atau pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu
(QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data
penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika
pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6, 128
bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan dengan
“:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil
dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack
serta Networks – Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4.
Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis
stateless dan statefull. Kemudian,
dasar migrasi perubahan
dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta
autentifikasi dan kemampuan privasi.
Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara
IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya
publik yang harus diatur dengan
hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat
besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang
sia-sia dan tidak perlu. Permohonan
address space sebaiknya didukung
dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau
alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak
guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
DI SUSUN OLEH :
Ø
DANDI
Ø
FAHRIADI
Ø
AWAN DERMAWAN
Ø
FATMA TRIANA PUTRI
Ø
ST. AISYAH
Ø
INDAH MUDMAINNAH
Ø
LEA N DIWAI
KELAS : X TKI.3
SMK NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan di kampus
STMIK AKAKOM hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Judul
makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4 ”.Makalah ini
disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan Komputer yang
diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di
STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan
adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK AKAKOM
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT.
yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9,
khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan
komputer dewasa ini semakin
pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan
jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu
bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum
digunakan adalah IPv4. Akan tetapi
protokol telah berumur lebih
dari 20 tahun masih
terdapat beberapa kekurangan dalam menangani
jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan
fungsionalitas yang lebih dari
IPv4 seperti ruang pengalamatan
yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan
lalu lintas multimedia di
internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya
oleh para pengguna internet, kemudian
timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan
angka ini diperkirakan akan
melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet
Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar 2
32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada
alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 .menawarkan suatu
pemecahan yang lebih permanen,
yaitu sekitar 2 128 atau
40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next
generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya
secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah sukses
sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer
ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah
pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada
header, yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun
tujuan khusus yang hendak dicapai pada
makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan
IPv6 sebagai solusi dari
permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan
penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat
secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug & Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun
end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa
ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal
tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari
bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari
bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI
(Open System Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP
menjadi standar de facto yaitu standar yang diterima karena
pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP
berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam
jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet
pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan
yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan.
Bila pada waktunya komputer tujuan belum juga memberikan
acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal
dan harus diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection
oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang dikenal
dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network
Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address)
raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting /
Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4
pada dasarnya statis terhadap
host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini
hal di atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol),
tetapi hal tersebut pada
IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini
terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan
menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara
ini hampir mirip dengan cara
DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi
yang dibutuhkan antara router,server dan
host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak
perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja
dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari
network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap satu jaringan,
memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat
yang buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat
provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu
link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal
unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan
alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4
didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada
IPv6 ruang yang 8
bit pertamanya di mulai
dengan “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian blockcast address pada
IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1”, pada
IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk
komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat
diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika
ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan
mengirim paket tersebut ke
host terdekat yang memiliki Anycast address
sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini,
maka router akan memilih server
yang terdekat dan mengirimkan
paket tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban
terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika
terhadap beberapa host diberikan sebuah
alamat yang sama, maka
alamat tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘
berupa nilai hexadesimal dari
16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada
16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 :
7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat,
yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya
adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat
direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format
tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada
IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada
IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu
hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai
‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified
address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format
unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya
umumnya interface ID berjumlah
64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan
media ethernet yang memiliki 48 bit MAC
address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte
yaitu 0xFFFE di
bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua
dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan
interface ID
dalam format
IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket
ini, diupayakan agar cost atau
nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan
pada setiap paket. Sedangkan pada header
IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun
field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada
Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh
setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang
tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya
jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data.
Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi
fungsi security dan lain-lain.
Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router
hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4
dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan dan
jumlah pada alamat multicast.
IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat
baru, yaitu alamat anycast.
Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk
mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header
IPv4 telah dihilangkan atau
dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan
membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header
pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header-header IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan agar
lebih efisien dalam penerusan
paket (packet forwarding), agar
tidak terlalu ketat dalam pembatasan
panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket
atau pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu
(QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data
penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika
pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6, 128
bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan dengan
“:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil
dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack
serta Networks – Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4.
Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis
stateless dan statefull. Kemudian,
dasar migrasi perubahan
dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta
autentifikasi dan kemampuan privasi.
Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara
IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya
publik yang harus diatur dengan
hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat
besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang
sia-sia dan tidak perlu. Permohonan
address space sebaiknya didukung
dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau
alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak
guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
DI SUSUN OLEH :
Ø
DANDI
Ø
FAHRIADI
Ø
AWAN DERMAWAN
Ø
FATMA TRIANA PUTRI
Ø
ST. AISYAH
Ø
INDAH MUDMAINNAH
Ø
LEA N DIWAI
KELAS : X TKI.3
SMK NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan di kampus
STMIK AKAKOM hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Judul
makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4 ”.Makalah ini
disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan Komputer yang
diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di
STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan
adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK AKAKOM
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT.
yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9,
khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan
komputer dewasa ini semakin
pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan
jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu
bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum
digunakan adalah IPv4. Akan tetapi
protokol telah berumur lebih
dari 20 tahun masih
terdapat beberapa kekurangan dalam menangani
jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan
fungsionalitas yang lebih dari
IPv4 seperti ruang pengalamatan
yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan
lalu lintas multimedia di
internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya
oleh para pengguna internet, kemudian
timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan
angka ini diperkirakan akan
melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet
Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar 2
32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada
alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 .menawarkan suatu
pemecahan yang lebih permanen,
yaitu sekitar 2 128 atau
40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next
generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya
secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah sukses
sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer
ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah
pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada
header, yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun
tujuan khusus yang hendak dicapai pada
makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan
IPv6 sebagai solusi dari
permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan
penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat
secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug & Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun
end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa
ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal
tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari
bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari
bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI
(Open System Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP
menjadi standar de facto yaitu standar yang diterima karena
pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP
berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam
jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet
pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan
yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan.
Bila pada waktunya komputer tujuan belum juga memberikan
acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal
dan harus diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection
oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang dikenal
dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network
Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address)
raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting /
Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4
pada dasarnya statis terhadap
host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini
hal di atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol),
tetapi hal tersebut pada
IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini
terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan
menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara
ini hampir mirip dengan cara
DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi
yang dibutuhkan antara router,server dan
host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak
perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja
dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari
network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap satu jaringan,
memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat
yang buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat
provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu
link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal
unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan
alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4
didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada
IPv6 ruang yang 8
bit pertamanya di mulai
dengan “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian blockcast address pada
IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1”, pada
IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk
komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat
diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika
ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan
mengirim paket tersebut ke
host terdekat yang memiliki Anycast address
sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini,
maka router akan memilih server
yang terdekat dan mengirimkan
paket tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban
terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika
terhadap beberapa host diberikan sebuah
alamat yang sama, maka
alamat tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘
berupa nilai hexadesimal dari
16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada
16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 :
7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat,
yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya
adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat
direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format
tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada
IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada
IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu
hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai
‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified
address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format
unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya
umumnya interface ID berjumlah
64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan
media ethernet yang memiliki 48 bit MAC
address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte
yaitu 0xFFFE di
bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua
dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan
interface ID
dalam format
IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket
ini, diupayakan agar cost atau
nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan
pada setiap paket. Sedangkan pada header
IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun
field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada
Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh
setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang
tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya
jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data.
Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi
fungsi security dan lain-lain.
Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router
hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4
dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan dan
jumlah pada alamat multicast.
IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat
baru, yaitu alamat anycast.
Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk
mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header
IPv4 telah dihilangkan atau
dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan
membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header
pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header-header IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan agar
lebih efisien dalam penerusan
paket (packet forwarding), agar
tidak terlalu ketat dalam pembatasan
panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket
atau pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu
(QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data
penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika
pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6, 128
bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan dengan
“:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil
dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack
serta Networks – Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4.
Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis
stateless dan statefull. Kemudian,
dasar migrasi perubahan
dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta
autentifikasi dan kemampuan privasi.
Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara
IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya
publik yang harus diatur dengan
hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat
besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang
sia-sia dan tidak perlu. Permohonan
address space sebaiknya didukung
dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau
alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak
guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
DI SUSUN OLEH :
Ø
DANDI
Ø
FAHRIADI
Ø
AWAN DERMAWAN
Ø
FATMA TRIANA PUTRI
Ø
ST. AISYAH
Ø
INDAH MUDMAINNAH
Ø
LEA N DIWAI
KELAS : X TKI.3
SMK NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan di kampus
STMIK AKAKOM hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Judul
makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4 ”.Makalah ini
disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan Komputer yang
diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di
STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan
adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK AKAKOM
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT.
yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9,
khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan
komputer dewasa ini semakin
pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan
jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu
bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum
digunakan adalah IPv4. Akan tetapi
protokol telah berumur lebih
dari 20 tahun masih
terdapat beberapa kekurangan dalam menangani
jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan
fungsionalitas yang lebih dari
IPv4 seperti ruang pengalamatan
yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan
lalu lintas multimedia di
internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya
oleh para pengguna internet, kemudian
timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan
angka ini diperkirakan akan
melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet
Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar 2
32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada
alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 .menawarkan suatu
pemecahan yang lebih permanen,
yaitu sekitar 2 128 atau
40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next
generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya
secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah sukses
sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer
ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah
pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada
header, yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun
tujuan khusus yang hendak dicapai pada
makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan
IPv6 sebagai solusi dari
permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan
penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat
secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug & Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun
end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa
ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal
tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari
bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari
bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI
(Open System Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP
menjadi standar de facto yaitu standar yang diterima karena
pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP
berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam
jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet
pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan
yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan.
Bila pada waktunya komputer tujuan belum juga memberikan
acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal
dan harus diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection
oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang dikenal
dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network
Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address)
raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting /
Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4
pada dasarnya statis terhadap
host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini
hal di atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol),
tetapi hal tersebut pada
IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini
terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan
menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara
ini hampir mirip dengan cara
DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi
yang dibutuhkan antara router,server dan
host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak
perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja
dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari
network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap satu jaringan,
memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat
yang buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat
provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu
link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal
unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan
alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4
didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada
IPv6 ruang yang 8
bit pertamanya di mulai
dengan “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian blockcast address pada
IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1”, pada
IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk
komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat
diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika
ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan
mengirim paket tersebut ke
host terdekat yang memiliki Anycast address
sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini,
maka router akan memilih server
yang terdekat dan mengirimkan
paket tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban
terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika
terhadap beberapa host diberikan sebuah
alamat yang sama, maka
alamat tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘
berupa nilai hexadesimal dari
16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada
16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 :
7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat,
yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya
adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat
direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format
tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada
IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada
IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu
hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai
‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified
address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format
unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya
umumnya interface ID berjumlah
64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan
media ethernet yang memiliki 48 bit MAC
address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte
yaitu 0xFFFE di
bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua
dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan
interface ID
dalam format
IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket
ini, diupayakan agar cost atau
nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan
pada setiap paket. Sedangkan pada header
IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun
field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada
Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh
setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang
tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya
jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data.
Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi
fungsi security dan lain-lain.
Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router
hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4
dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan dan
jumlah pada alamat multicast.
IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat
baru, yaitu alamat anycast.
Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk
mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header
IPv4 telah dihilangkan atau
dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan
membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header
pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header-header IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan agar
lebih efisien dalam penerusan
paket (packet forwarding), agar
tidak terlalu ketat dalam pembatasan
panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket
atau pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu
(QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data
penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika
pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6, 128
bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan dengan
“:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil
dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack
serta Networks – Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4.
Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis
stateless dan statefull. Kemudian,
dasar migrasi perubahan
dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta
autentifikasi dan kemampuan privasi.
Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara
IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya
publik yang harus diatur dengan
hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat
besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang
sia-sia dan tidak perlu. Permohonan
address space sebaiknya didukung
dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau
alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak
guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
MAKALAH JARINGAN KOMPUTER
DI SUSUN OLEH :
Ø
DANDI
Ø
FAHRIADI
Ø
AWAN DERMAWAN
Ø
FATMA TRIANA PUTRI
Ø
ST. AISYAH
Ø
INDAH MUDMAINNAH
Ø
LEA N DIWAI
KELAS : X TKI.3
SMK NEGERI 1 BARRU
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT penulis ucapkan karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat mengikuti
kegiatan perkuliahan di kampus
STMIK AKAKOM hingga menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Judul
makalah ini adalah “Penggunaan IPv6 sebagai Solusi Pengganti IPv4 ”.Makalah ini
disusun sebagai tugas matakuliah Jaringan Komputer yang
diampuoleh Bp.Sigit Anggoro.ST.MT. di
STMIK AKAKOM Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
a) Ibu, bapak, dan
adikku yang selalu memberikan
dukungannya dan mendoakan saya selama kuliah ini di STMIK AKAKOM
b) Bp.Sigit Anggoro.ST.MT.
yang selama ini telah
memberikan ilmunya selama perkuliahan hingga penyusunan makalah ini.
c) Teman – teman mahasiswa Teknik Informatika kelas 9,
khususnya angkatan 2009.
d) Seluruh pihak yang
telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam
penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit informasi
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata penulis memohon maaf apabila
ada kata – kata yang tidak berkenan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………..iii
Daftar Gambar………………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. Konsep Dasar Protokol…………………………………………………………….3
1. TCP……………………………………………………………………………………….3
2. IP………………………………………………………………………………………….3
B. Definisi IPv6……………………………………………………………………………4
C. Keunggulan IPv6……………………………………………………………………..4
1. Setting Otomatis Statefull………………………………………………………….4
2. Setting Otomatis Stateless…………………………………………………………5
D. Address IPv6………………………………………………………………………….5
1. Unicast (one-to-one)………………………………………………………………..5
2. Multicast (one-to-many)…………………………………………………………..6
3. Anycast…………………………………………………………………………………7
E. Penulisan Alamat pada IPv6………………………………………………………7
F. Kelas IPv6……………………………………………………………………………..9
G. Struktur Paket Data pada IPv6………………………………………………….10
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6……………………………………………………11
1. Kapasitas Perluasan Alamat………………………………………………………11
2. Penyederhanaan Format Header……………………………………………….12
3. Option dan Extension Header…………………………………………………….12
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket…………………………………………….12
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi………………………………………….12
I. Transisi IPv6……………………………………………………………………………13
J. Contoh Infrastruktur IPv6………………………………………………………….14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………15
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………15
B. Saran……………………………………………………………………………………….15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi jaringan
komputer dewasa ini semakin
pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan
jaringan komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu
bagian yang paling penting. Protokol jaringan yang umum
digunakan adalah IPv4. Akan tetapi
protokol telah berumur lebih
dari 20 tahun masih
terdapat beberapa kekurangan dalam menangani
jumlah komputer dalam suatu
jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu
IPv6 yang merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan
fungsionalitas yang lebih dari
IPv4 seperti ruang pengalamatan
yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan
lalu lintas multimedia di
internet, dan lain-lain. Namun,
protokol baru ini belum
banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
B. Perumusan Masalah
Setelah IPv4 sukses penggunaannya
oleh para pengguna internet, kemudian
timbul suatu permasalahan baru dimana IPv4 hanya dapat menampung
para pengguna internet sebanyak
4,3 milyar saja, sedangkan
angka ini diperkirakan akan
melonjak kembali beberapa tahun
kedepan. Masalah yang paling besar pada Internet
Protocol saat ini adalah perputaran kecepatan untuk mencapai
suatu titik alamat jaringan yang
tersedia. IPv4 mempertimbangkan sekitar 2
32 atau 4.294.967.296 alamat, sebagian besar kesalahan pada
alokasi awal, tanpa meninggalkan ruang
untuk pengembangan. IP versi
baru yaitu IPv6 .menawarkan suatu
pemecahan yang lebih permanen,
yaitu sekitar 2 128 atau
40.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
Berdasarkan hal itulah kemudian dirancang suatu protokol internet baru
yang dinamakan Internet Protocol next
generation (IPng) pada tahun 1996 yang penggunaannya
secara bertahap akan menggeser penggunaan dari IPv4 yang telah sukses
sebelumnya. IPng atau disebut juga IPv6 sendiri adalah suatu protokol layer
ketiga terbaru yang diciptakan untuk menggantikan IPv4 atau yang sering dikenal
sebagai IP. Alasan utama dari penciptaan Internet Protocol V ersion 6 ini
adalah untuk mengoreksi masalah
pengalamatan pada versi 4
(IPv4). Karena kebutuhan akan alamat internet semakin banyak, maka
IPv6 diciptakan dengan tujuan untuk memberikan pengalamatan yang lebih
banyak dibandingkan dengan IPv4, sehingga perubahan pada IPv6 masih
berhubungan dengan pengalamatan IP sebelumnya. Perubahan
terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada
header, yaitu peningkatan jumlah alamat dari 32 bit (IPv4) menjadi 128
bit (IPv6).
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Jaringan Komputer di STMIK AKAKOM. Adapun
tujuan khusus yang hendak dicapai pada
makalah ini, antara lain :
a) Mengimplementasikan penggunaan
IPv6 sebagai solusi dari
permasalahan
IPv4 dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang semakin
kompleks dari tahun ke tahun.
b) Penggunaan fungsi “Otomatisasi Setting” untuk pengelolaan dan
pengaturan alamat IP di suatu jaringan komputer sebagai salah satu kelebihan
penggunaan IPv6 dibandingkan IPv4.
c) IPv6 mendukung penyusunan alamat IP secara terstruktur dan
menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4.
d) Kelengkapan IPv6 dengan mekanisme penggunaan alamat
secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug & Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran data secara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, maupun
end-to-end security.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda bahasa
ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali dirancang pada awal
tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol tersebut hanya digunakan untuk
menghubungkan beberapa node saja. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari
bahwa internet mulai tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat. Sehingga
banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari
bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet yang standar, yaitu OSI
(Open System Interconnection). Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP
menjadi standar de facto yaitu standar yang diterima karena
pemakaiannya secara sendirinya semakin berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau
yang sering kali disingkat menjadi TCP
berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data dipecah dalam
jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim satu persatu
hingga selesai). Agar pengiriman
data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet
pengiriman, TCP akan
menyertakan nomor seri
(sequence number). Adapun komputer tujuan
yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam
satu periode yang ditentukan.
Bila pada waktunya komputer tujuan belum juga memberikan
acknowledge, maka terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal
dan harus diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection
oriented protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena tanpa
alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet. Penggunaan alamat
IP dikoordinasi oleh lembaga
sentral internet yang dikenal
dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network
Information Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai
pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC
791. IPv6 yang memiliki
kapasitas alamat (address)
raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara
terstruktur, yang memungkinkan Internet
terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan
untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru
pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host,
end-to-end security, maupun konfigurasi otomatis.
C. Keunggulan IPv6
Otomatisasi berbagai
setting /
Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4
pada dasarnya statis terhadap
host. Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini
hal di atas bisa dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol),
tetapi hal tersebut pada
IPv4 merupakan fungsi tambahan
saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan
secara standar dan merupakan default-nya. Pada setting otomatis ini
terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis
stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan
menyediakan server untuk
pengelolaan keadaan IP address, dimana cara
ini hampir mirip dengan cara
DHCP pada IPv4. Pada saat
melakukan setting secara otomatis, informasi
yang dibutuhkan antara router,server dan
host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah
diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang
dipakai pada multicast pada IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak
perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address,
hanya men-setting router saja
dimana host yang telah tersambung di jaringan
dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix dari
address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang
diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address
sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada
informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari
network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan
pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit
(sebesar address MAC) terhadap satu jaringan,
memiliki kelemahan yaitu efisiensi penggunaan alamat
yang buruk.
D. Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
1. Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat
provider atau alamat geografis.
2. Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu
link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling
tersambung pada satu level. Alamat ini
dibuat secara otomatis oleh
host yang belum mendapat alamat global, terdiri
dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukkan nomor host. Link Local Address digunakan pada pemberian
alamat IP secara otomatis.
3. Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang
dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal
unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan
alamat ini di luar dari site tersebut.
4. Kompatibel.
2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk
host dari group. Multicast address ini pada IPv4
didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada
IPv6 ruang yang 8
bit pertamanya di mulai
dengan “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian
dibagi-bagi lagi untuk menentukan range berlakunya.
Kemudian blockcast address pada
IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1”, pada
IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk
komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu
host saja. Pada alamat jenis ini, sebuah alamat
diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika
ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka router akan
mengirim paket tersebut ke
host terdekat yang memiliki Anycast address
sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang
paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast ini
misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS
(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada
server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini,
maka router akan memilih server
yang terdekat dan mengirimkan
paket tersebut ke server tersebut. Sehingga, beban
terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
anycast ini tidak disediakan ruang khusus. Jika
terhadap beberapa host diberikan sebuah
alamat yang sama, maka
alamat tersebut dianggap sebagai Anycast
Address.
E. Penulisan Alamat pada IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘
berupa nilai hexadesimal dari
16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada
16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 :
7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat,
yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya
adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan 0:0:0:0:0:0:0:1 dapat
direpresentasikan sebagai ::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana
‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format
tersebut akan digantikan
menjadi semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan
bitmask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti
representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan pada
IPv4, misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. Jika pada
IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun
dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal
alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu
hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai
‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1. Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya
adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2. Link-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10.
3. Site-Local Unicast Addresses
: termasuk di dalamnya
adalah alamat IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11.
4. Multicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah
alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu ke localhost,
alamat ini direpresentasikan sebagai 0:0:0:0:0:0:0:1
atau ::1 dalam protokol
IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified
address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format
unicast
address adalah sebagai berikut :
Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam
satu subnet. Dalam penggunaannya
umumnya interface ID berjumlah
64 bits dengan format IEEE EUI-64. Jika digunakan
media ethernet yang memiliki 48 bit MAC
address maka pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1. Tambahkan 2 byte
yaitu 0xFFFE di
bagian tengah alamat tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2. Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua
dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang
dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3. Didapatkan
interface ID
dalam format
IEEE EUI-64 adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :
G. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket
ini, diupayakan agar cost atau
nilai pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data
yang lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan
pada setiap paket. Sedangkan pada header
IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun
field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada
Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh
setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang
tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header
ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya
jika diperlukan diselipkan antara
header dasar dengan data.
Header tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika
packet dipecah, juga didefinisikan bagi
fungsi security dan lain-lain.
Header tambahan ini, diletakkan setelah header dasar,
jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai
dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router
hanya perlu memproses header
yang terkecil yang diperlukan
saja, sehingga waktu pemrosesan
menjadi lebih cepat. Hasil
dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar
membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12
menjadi 8 buah saja.
H. Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada
dasarnya terjadi karena beberapa
hal yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4
dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk
mendukung peningkatan hirarki atau
kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau
kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan
mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast
dengan meningkatkan cakupan dan
jumlah pada alamat multicast.
IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat
yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan
jenis atau tipe alamat
baru, yaitu alamat anycast.
Tipe alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk
mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header
IPv4 telah dihilangkan atau
dapat dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk
mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan
membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header
pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan yang terjadi pada
header-header IP yaitu dengan
adanya pengkodean header Options (pilihan)
pada IP dimasukkan agar
lebih efisien dalam penerusan
paket (packet forwarding), agar
tidak terlalu ketat dalam pembatasan
panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat
fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan
datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan atau fitur baru
ditambahkan pada IPv6 ini
adalah memungkinkan pelabelan paket
atau pengklasifikasikan paket yang
meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu
(QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data
penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6
adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep
kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika
pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.”
dan di tuliskan dengan angka desimal,
maka pada IPv6, 128
bit tersebut dipisahkan menjadi
masing-masing 16 bit yang
tiap bagian dipisahkan dengan
“:”dan dituliskan dengan hexadesimal.
Selain itu diperkenalkan pula
struktur bertingkat agar pengelolaan routing menjadi
mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil
dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
I. Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4
dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu
metode Hosts – dual stack
serta Networks – Tunneling pada perangkat
jaringan, misalnya router dan server .
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut
akan meneruskan ke layer diatasnya.
J. Contoh Infrastruktur IPv6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas
akhir dari kemampuannya, dan
IPv6 yang merupakan
protokol baru telah dirancang untuk
dapat menggantikan fungsi IPv4.
Motivasi utama untuk mengganti IPv4 adalah karena
keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu
mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing
yang fleksibel maupun
pengaturan lalu lintas data. Keunggulan
IPv6 dibandingkan dengan IPv4
diantaranya yaitu setting otomatis
stateless dan statefull. Kemudian,
dasar migrasi perubahan
dari Ipv4 ke Ipv6 diantaranya
kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension
header, kemampuan pelabelan
aliran paket serta
autentifikasi dan kemampuan privasi.
Untuk mengatasi kendala
perbedaan antara
IPv4 dan
IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan
pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta
Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan server .
B. Saran
1. Address space IPv6
adalah sebuah sumber daya
publik yang harus diatur dengan
hati-hati sehubungan dengan
kepentingan internet jangka panjang.
Manajemen address space yang bertanggung jawab mencakup penyesuaian
seperangkat tujuan yang kadang bersifat kompetitif.
2. Walaupun IPv6 menyediakan pool address space yang sangat
besar, kebijakan address sebaiknya
menghindari praktik yang
sia-sia dan tidak perlu. Permohonan
address space sebaiknya didukung
dengan dokumentasi yang sesuai dan penimbunan address
yang tidak terpakai sebaiknya dihindari.
3. Setiap delegasi dan/atau
alokasi address space harus
menjamin keunikan universal. Ini
merupakan persyaratan mutlak
guna menjamin setiap host publik dapat
diidentifikasikan secara unik di internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar